Peraturan
Baris Berbaris yang digunakan di lingkungan Pramuka ada dua macam yakni Baris
berbaris menggunakan tongkat dan tanpa tongkat. Untuk baris berbaris
menggunakan tongkat memiliki tata cara tersendiri di lingkungan Pramuka. Adapun
baris berbaris tanpa menggunakan tongkat mengikuti tata cara yang telah diatur
dalam Peraturan Baris Berbaris milik TNI/POLRI .
Apa
itu Baris Baerbaris ?
- Baris Berbaris
a. Pengertian
Baris berbaris adalah suatu ujud latuhan fisik, yang
diperlukan guna menanamkan kebiasaan dalam tata cara kehidupan yang diarahkan
kepada terbentuknya suatu perwatakan tertentu.
b. Maksud dan tujuan
1) Guna menumbuhkan sikap jasmani yang
tegap tangkas, rasa disiplin dan rasa tanggung jawab.
2) Yang dimaksud dengan menumbuhkan
sikap jasmani yang tegap tangkas adalah mengarahkan pertumbuhan tubuh yang
diperlukan oleh tugas pokok, sehingga secara jasmani dapat menjalankan tugas
pokok tersebut dengan sempurna.
3) Yang dimaksud rasa persatuan adalah
adanya rasa senasib sepenanggungan serta ikatan yang sangat diperlukan dalam
menjalankan tugas.
4) Yang dimaksud rasa disiplin adalah
mengutamakan kepentingan tugas di atas kepentingan pribadi yang pada hakikatnya
tidak lain daripada keikhlasan penyisihan pilihan hati sendiri.
5) Yang dimaksud rasa tanggung jawab
adalah keberanian untuk bertindak yang mengandung resiko terhadap dirinya,
tetapi menguntungkan tugas atau sebaliknya tidak mudah melakukan tindakan-tindakan
yang akan dapat merugikan.
- Aba-aba
a. Pengertian
Aba-aba adalah suatu perintah yang diberikan oleh seseorang
Pemimpin kepada yang dipimpin untuk dilaksanakannya pada waktunya secara
serentak atau berturut-turut.
b. Macam aba-aba
Ada tiga macam aba-aba yaitu :
1) Aba-aba petunjuk
2) Aba-aba peringatan
3) Aba-aba pelaksanaan
1. Aba-aba petunjuk dipergunakan hanya
jika perlu untuk menegaskan maksud daripada aba-aba peringatan/pelaksanaan.
Contoh:
a) Kepada Pemimpin Upacara-Hormat -
GERAK
b) Untuk amanat-istirahat di tempat -
GERAK
2. Aba-aba peringatan adalah inti
perintah yang cukup jelas, untuk dapat dilaksanakan tanpa ragu-ragu.
Contoh:
a) Lencang kanan - GERAK
(bukan lancang kanan)
b) Istirahat di tempat - GERAK (bukan
ditempat istirahat)
3. Aba-aba pelaksanaan adalah ketegasan
mengenai saat untuk melaksanakan aba-aba pelaksanan yang dipakai ialah:
a) GERAK
b) JALAN
c) MULAI
a. GERAK: adalah untuk gerakan-gerakan
kaki yang dilakukan tanpa meninggalkan tempat dan gerakan-gerakan yang memakai
anggota tubuh lain.
Contoh:
-jalan
ditempat -GERAK
-siap
-GERAK
-hadap
kanan
-GERAK
-lencang
kanan -GERAK
b. JALAN: adalah utuk gerakan-gerakan
kaki yang dilakukan dengan meninggalkan tempat.
Contoh:
-haluan
kanan/kiri
- JALAN
-dua langkah ke depan -JALAN
-satu langkah ke
belakang - JALAN
Catatan:
Apabila gerakan meninggalkan tempat
itu tidak dibatasi jaraknya, maka aba-aba harus didahului dengan aba-aba
peringatan –MAJU
Contoh:
-maju
- JALAN
-haluan
kanan/kiri
- JALAN
-hadap kanan/kiri
maju - JALAN
-melintang kanan/kiri
maju -J ALAN
Tentang istilah: “maju”
· Pada dasarnya digunakan sebagai
aba-aba peringatan terhadap pasukan dalam keadaan berhenti.
· Pasukan yang sedang bergerak maju,
bilamana harus berhenti dapat diberikan aba-aba HENTI.
Misalnya:
· Ada aba-aba hadap kanan/kiri maju -
JALAN karena dapat pula diberikan aba-aba : hadap kanan/kiri henti GERAK.
· Ada aba-aba hadap kanan/kiri
maju-JALAN karena dapat pula diberikan aba-aba : hadap kanan/kiri henti GERAK.
· Balik kana maju/JALAN, karena dapat
pula diberikan aba-aba : balik kana henti-GERAK.
Tidak dapat diberikan aba-aba langkah tegap maju JALAN,
aba-aba belok kanan/kiri maju-JALAN terhadap pasukan yang sedang berjalan
dengan langkah biasa, karena tidak dapat diberikan aba-aba langkah henti-GERAK,
belok kanan/kiri-GERAK.
Tentang aba-aba : “henti”
Pada dasarnya aba-aba peringatan henti digunakan untuk
menghentikan pasukan yang sedang bergerak, namun tidak selamanya aba-aba
peringatan henti ini harus diucapkan.
Contoh:
Empat langkah ke depan –JALAN, bukan barisan –
jalan. Setelah selesai pelaksanaan dari maksud aba-aba peringatan, pasukan
wajib berhenti tanpa aba-aba berhenti.
c. MULAI : adalah untuk dipakai pada
pelaksanaan perintah yang harus dikerjakan berturut-turut.
Contoh:
-hitung
-MULAI
-tiga bersaf
kumpul -MULAI
4. Cara memberi aba-aba
a) Waktu memberi aba-aba, pemberi
aba-aba harus berdiri dalam sikap sempurna dan menghadap pasukan, terkecuali
dalam keadaan yang tidak mengijinkan untuk melakukan itu.
b) Apabila aba-aba itu berlaku juga
untuk si pemberi aba-aba, maka pemberi aba-aba terikat pada tempat yang telah
ditentukan untuknya dan tidak menghadap pasukan.
Contoh: Kepada Pembina Upacara – hormat – GERAK
Pelaksanaanya :
·
Pada waktu memberikan aba-aba
mengahdap ke arah yang diberi hormat sambil melakukan gerakan penghormatan
bersama-sama dengan pasukan.
·
Setelah penghormatan selesai
dijawab/dibalas oleh yang menerima penghormatan, maka dalm keadaan sikap sedang
memberi hormat si pemberi aba-aba memberikan aba-aba tegak : GERAK dan kembali
ke sikap sempurna.
c) Pada taraf permulaan aba-aba yang
ditunjukan kepada pasukan yang sedang berjalan/berlari, aba-aba pelaksanaan
gerakannya ditambah 1 (satu) langkah pada waktu berjala, pada waktu berlari
ditambah 3 (tiga) langkah.
·
Pada taraf lanjutan, aba-aba
pelaksanaan dijatuhkan pada kaki kanan ditambah 2 (dua) langkah untuk berjalan
/ 4 (empat) langkah untuk berlari.
d) Aba-aba diucapkan dengan suara
nyaring-tegas dan bersemangat.
e) Aba-aba petunjuk dan peringatan pada
waktu pengucapan hendaknya diberi antara.
f) Aba-aba pelaksanaan pada waktu
pengucapan hendaknya dihentakkan.
g) Antara aba-aba peringatan dan
pelaksanaan hendaknya diperpanjang disesuaikan dengan besar kecilnya pasukan.
h) Bila pada suatu bagian aba-aba
diperlukan pembetulan maka dilakukan perintah ULANG !
Contoh: Lencang kanan = Ulangi –
siap GERAK
Peraturan
Baris Berbaris yang digunakan di lingkungan Pramuka ada dua macam yakni Baris
berbaris menggunakan tongkat dan tanpa tongkat. Untuk baris berbaris
menggunakan tongkat memiliki tata cara tersendiri di lingkungan Pramuka. Adapun
baris berbaris tanpa menggunakan tongkat mengikuti tata cara yang telah diatur
dalam Peraturan Baris Berbaris milik TNI/POLRI .
- Gerakan Perorangan – Gerakan Dasar
a. Sikap sempurna
Aba-aba : Siap - GERAK. Pelaksanaanya : pada aba-aba
pelaksanaan badan/tubuh berdiri tegap, ke dua tumit rapat, ke dua telapak kaki
membentuk sudut 60…, lutut lurus paha dirapatkan, berat badan di atas ke dua
kaki, perut ditarik sedikit, dada dibusungkan, pundak ditarik sedikit ke
belakang dan tidak dinaikkan, lengan rapat pada badan, pergelangan tangan
lurus, jari-jari tangan menggenggam tidak terpaksa rapat pada paha, ibu jari
segaris dengan jahitan celana, leher lurus, dagu ditarik, mulut ditutup, gigi
dirapatkan, mata memandang tajam ke depan, benafas sewajarnya.
b. Istirahat
Aba-aba istirahat ditempat – GERAK
1) Pada aba-aba pelaksanaan, kaki kiri dipindahkan ke samping
kiri dengan jarak sepanjang telapak kaki (30cm)
2) Ke dua belah tangan dibawa ke
belakang dan dibawah pinggang, punggung tangan kanan di atas telapak tangan
kiri, tangan kanan dikepalkan dengan dilemaskan, tangan kiri memegang
pergelangan tangan kanan di antara ibu jari dan telunjuk, ke dua tangan
dilemaskan, badan dapat bergerak.
Catatan:
a) Pasukan dalam keadaan istirahat di
tempat, pemimpin atau atasan lainnya datang untuk memberikan perhatian atau
petunjuk-petunjuk, maka atas ucapan pemimpin/atasan dengan menggunakan kata
Perhatian pasukan segera mengambil sikap sempurna tanpa mengucapkan kata siap,
kemudian mengambil sikap istirahat.
b) Pada kata perhatian, selesai atau sekian, pasukan mengambil
sikap sempurna tanpa didahului aba-aba kemudian kembali ke sikap istirahat di
tempat.
c) Maksud
dari sikap siap terakhir ini adalah sebagai jawaban tanpa suara, bahwa
petunjuk-petunjuk yang diberikan akan dijalankan
c. Lencang kanan/kiri : (hanya dalam
bentuk bersaf)
Aba-aba : Lencang kanan/kiri - GERAK
Pelaksanaannya:
Gerakan ini dijalankan dalam sikap sempurna.
1) Pada aba-aba pelaksanaan, saf depan
mengangkat lengan kanan/kiri ke samping, jari-jari kanan/kiri menggenggam
menyentuh bahu kanan/kiri orang yang berada di sebelah kana/kirinya, punggung
tangan menghadap ke atas, bersamaan dengan ini kepala dipalingkan ke kanan/kiri
tidak berubah tempat masing-masing meluruskan diri
2) Saf
tengah dan saf belakang kecuali penjuru, setelah meluruskan ke depan dengan
pandangan mata, ikut pula memalingkan muka ke samping dengan tidak mengangkat
tangan.
3) Penjuru saf tengan dan belakang
mengambil antar ke depan 1 (satu) lengan kanan/kiri ditambah 2 (dua)
kepalan tangan dan setelah lurus menurunkan tangan kanan/kiri tanpa menunggu
aba-aba.
4) Pada
aba-aba tegak-GERAK semua dengan serentak menurunkan lengan dan memalingkan
muka ke depan dan berdiri dalam sikap sempurna.
5) Pada
waktu pemimpin pasukan memberikan aba-aba lencang kanan/kiri dan barisan sedang
meluruskan safnya, Pemimpin pasukan yang berada dalam barisan itu memberikan
kelurusan saf dari sebelah kanan/kiri pasukan dengan menitikberatkan pada
kelurusan tumit (bukan ujung depan sepatu).
Catatan:
a) Untuk
menghindarkan keributan pada waktu mengangkat lengan kanan/kiri, hendaknya
lengan diluruskan melalui belakang punggung orang yang berada di samping, kalau
jarak 1 (satu) lengan tidak cukup. Dengan demikian dihindarkan gerakan
seolah-olah meninju rekannya yang berada di smaping.
b) Kelurusan barisan dilihat dari
tumit.
d. Setengah lencang kanan/kiri
Aba-aba : Setengah lencang kanan/kiri - GERAK
Pelaksanaannya:
Seperti pada waktu lencang kanan/kiri, tetapi tangan
kanan/kiri di pinggang (bertolak pinggang) dengan siku menyentuh lengan orang
yang berdiri disebelahnya, pergelangan tangan lurus, ibu jari di sebelah
belakang pinggang, empat jari lainnya rapat pada pinggang sebelah depan (khusus
saf depan). Pada aba-aba tegak GERAK dengan serentak menurunkan lengan sambil
memalingkan muka ke depan dan berdiri dalam sikap sempurna.
e. Lencang depan (hanya dalam
bentuk berbanjar)
Aba-aba : Lencang depan - GERAK
Pelaksanaannya:
1) Penjuru tetap sikap sempurna : nomor
dua dan seterusnya meluruskan ke depan dengan mengangkat tangan dengan jarak
satu lengan ditambah dua kepalan tangan.
2) Saf
depan banjar tengah dan kiri mengambil antara satu lengan ke samping kanan,
setelah lurus menurunkan tangan dan memalingkan kepala kembali ke depan dengan
serentak tanpa menunggu aba-aba.
3) Banjar tengah/kiri tanpa mengangkat
tangan
f. Cara berhitung
Aba-aba : Hitung – MULAI
Pelaksanaannya:
1) Jika bersaf, pada aba-aba peringatan penjuru tetap melihat
ke depan, saf terdepan memalingkan mukanya ke kanan.
2) Pada aba-aba pelaksanaan, berturut-turut di mulai dari
penjuru menyebutkan nomornya sambil memalingkan muka ke depan.
3) Pengucapan nomor secara tegas dan
tepat.
4) Jika berbanjar, pada aba-aba
peringatan semua anggota tetap dalam sikap sempurna.
5) Pada
aba-aba pelaksanaan mulai dari penjuru kanan berturut-turut ke belakang
menyebutkan nomornya masing-masing.
6) Jika
pasukan berbanjar/bersaf tiga, maka yang berada paling kiri mengucapkan :
LENGKAP atau KURANG SATU/KURANG DUA.
- Perubahan Arah
(dalam keadaan berhenti)
a) Hadap kanan/kiri
Aba-aba : Hadap kanan/kiri – GERAK
1) Kaki kiri/kanan diajukan melintang di depan kaki kanan/kiri
lekukan kaki kanan/kiri berada di ujung kaki kanan/kiri, berat badan berpindah
ke kaki kiri/kanan.
2) Tumit kaki kanan/kiri dengan badan
diputar ke kanan/kiri 90°
3) Kaki kiri/kanan dirapatkan kembali
ke kaki kanan/kiri.
b) Hadap serong kanan/kiri
Aba-aba : Hadap serong kanan/kiri – GERAK
Pelaksanaannya:
1) Kaki kiri/kanan diajukan ke muka
sejajar dengan kaki kanan/kiri
2) Berputarlah arah 45° ke kanan/kiri
3) Kaki kiri/kanan dirapatkan kembali
ke kaki kanan/kiri
c) Balik kanan
Aba-aba : Balik kanan/kiri – GERAK
Pelaksanaannya :
1) Pada aba-aba pelaksanaan kaki kiri
diajukan melintang (lebih dalam dari hadap kanan) di depan kaki kanan.
2) Tumit kaki kanan beserta badan diputar
ke kanan 180°
3) Kaki kanan/kiri dirapatkan kembali
ke kaki kanan/kiri.
Catatan:
·
Dalam keadaan berhenti pada hitungan
ke tiga, kaki dirapatkan dan kembali ke sikap sempurna
·
Dalam keadaan berhenti berjalan pada
hitungan ketiga, kaki kanan/kiri tidak dirapatkan melainkan dilangkahkan 0,5
langkah dengan cara dihentikan.
d) Cara berkumpul
Aba-aba : 3 bersaf/ 3 berbanjar kumpul - MULAI
Pelaksanannya :
1) Pelatih menunjuk seorang anggota
sebagai penjuru dan orang yang ditunjuk mengulangi perintah yang diberikan oleh
pelatih.
Contoh:
Sdr.Gatot sebagai
penjuru. Aba-aba pelatih : Gatot sebagai penjuru. Oleh orang yang ditunjuk
(dalam sikap sempurna) aba-aba diulangi : Gatot sebagai penjuru.
2) Orang yang ditunjuk tadi lari dan
berdiri di depan pelatih ± 4 langkah
3) Setelah aba-aba pelaksanaan MULAI
diberikan pelatih, maka orang-orang lainnya berlari dan berdiri disamping kiri
penjuru serta meluruskan diri seperti pada waktu lencang kanan.
4) Pada waktu berkumpul, penjuru
melihat ke kiri setelah lurus, penjuru memberikan isyarat dengan perkataan
LURUS, pada isyarat ini penjuru nelihat ke depan, yang lainnya (saf depan)
menurunkan lengannya dan kembali ke sikap sempurna.
e) Cara latihan memberi hormat
Aba-aba : Hormat - GERAK
Pelaksanaannya (dengan tutup kepala, keadaan berhenti)
1) Pada aba-aba pelaksanaan, dengan gerakan cepat tangan kanan
diangkat ke arah pelipis kanan, siku-siku 15° serong ke depan, kelima jari
rapat dan lurus, telapak tangan serong ke bawah dan kiri ujung, jari tengah dan
telunjuk mengenai pinggir bawah dari tutup kepala setinggi pelipis.
2) Pergelangan tangan lurus, bahu tetap seperti dalam sikap
sempurna, pandangan mata tertuju kepada yang diberi hormat.
3) Jika tutup kepala mempunyai klep,
maka jari tengah mengenai pinggir klep.
4) Jika selesai menghormat, maka lengan kanan lurus diturunkan
secara cepat ke sikap sempurna.
Peraturan
Baris Berbaris yang digunakan di lingkungan Pramuka ada dua macam yakni Baris
berbaris menggunakan tongkat dan tanpa tongkat. Untuk baris berbaris
menggunakan tongkat memiliki tata cara tersendiri di lingkungan Pramuka. Adapun
baris berbaris tanpa menggunakan tongkat mengikuti tata cara yang telah diatur
dalam Peraturan Baris Berbaris milik TNI/POLRI .
a)
Bubar
Aba-aba : Bubar -
JALAN
Pelaksanaannya;
Pemberian aba
aba tersebut dilaksanakan dalam keadaan sikap sempurna. Setelah melakukan
penghormatan kemudian balik kanan dan setelah menghitung dua hitungan
dalam hati, lalu bubar.
b)
Jalan
di tempat
Aba-aba: Jalan
ditempat - GERAK
Pelaksaannya:
Gerakan dimulai
dengan mengangkat kaki kiri, lutut berganti-ganti diangkat, paha rata-rata,
ujung kaki menuju ke bawah, tempo langkah sesuai dengan langkah biasa, badan
tegak, pandangan mata tetap ke depan, lengan dirapatkan pada badan (tidak
melenggang)
Dari jalan ke tempat
berhenti.
Aba-aba : Henti –
GERAK
Pelaksanaannya:
Pada aba-aba
pelaksanaan dapat dijatuhkan kaki kiri/kanan,pada hitungan ke dua kaki
kiri/kanan diharapkan pada kaki kiri/kanan dan kembali ke sikap sempurna.
c)
Membuka/menutup
barisan.
Aba-aba : Buka
barisan – JALAN
Pada aba-aba
pelaksanaan regu kanan dan kiri membuat satu langkah ke samping kanan dan kiri,
sedang regu tangah tetap di tempat.
Catatan :
Membuka barisan
gunanya untuk memudahkan pemeriksaan.
Tutup barisan
Aba-aba :tutup
barisan – JALAN
Pelaksanannya :
Pada aba-aba
pelaksanaan regu kanan dan kiri membuat satu langkah kembali ke samping kanan
dan kiri, sedang regu tengah tetap ditempat.
Gerakan berjalan
dengan panjang tempo dan macam langkah
Macam langkah
|
Panjangnya
|
Tempo
|
|
1.
|
Langkah biasa
|
65cm
|
120 tiap menit
|
2.
|
Langkah tegap
|
65cm
|
120 tiap menit
|
3.
|
Langkah perlahan
|
40cm
|
30 tiap menit
|
4.
|
Langkah kesamping
|
40cm
|
70 tiap menit
|
5.
|
Langkah ke belakang
|
40cm
|
70 tiap menit
|
6.
|
Langkah ke depan
|
60cm
|
70 tiap menit
|
7.
|
Langkah di waktu
lari
|
80cm
|
165 tiap menit
|
A.
MAJU
– JALAN
Dari sikap sempurna
Aba-aba : Maju –
JALAN
Pelaksanaannya:
1)
Pada
aba-aba pelaksanaan kaki kiri diayunkan ke depan, lutut lurus, telapak kaki
diangkat rata sejajar dengan tanah setinggi ± 15 cm, kemudian dihentakkan ke
tanah dengan jarak setengah langkah dan selanjutnya berjalan dengan langkah
biasa.
2)
Langkah
pertama dilakukan dengan melenggangkan lengan kanan ke depan 90°, lengan kiri
30° ke belakang, pada langkah selanjutnya lengan atas dan bawah lurus
dilenggangkan ke depan 45°, dan ke belakang 30°.
Seluruh anggota
meluruskan barisan ke depan dengan melihat pada belakang leher.
Dilarang keras :
berbicara-melihat kanan/kiri
Pada waktu
melenggangkan tangan supaya jangan kaku.
B.
LANGKAH
BIASA
1)
Pada
waktu berjalan, kepala dan badan seperti pada waktu sikap sempurna. Waktu
mengayunkan kaki ke depan lutut dibengkokkan sedikit (kaki tidak boleh
diseret). Kemudian diletakkan ke tanah menurut jarak yang telah ditentukan.
2)
Cara
melangkahkan kaki seperti pada waktu berjalan biasa. Pertama tumit diletakkan
di tanah selanjutnya lurus ke depan dan ke belakang di samping badan. Ke depan
45°, ke belakang 30°. Jari-jari tangan digenggam, dengan tidak terpaksa, punggung
ibu jari menhadap ke atas.
C.
LANGKAH
TEGAP
1)
Dari
sikap sempurna
Aba-aba : Langkah
tegap – JALAN
Pelaksanaannya :
Mulai berjalan dengan
kaki kiri, langkah pertama selebar setengah langkah, selanjutnya seperti jalan
biasa (panjang dan tempo) dengan cara kaki dihentakkan terus menerus tetapi
tidak dengan berlebih-lebihan, telapak kaki rapat dan sejajar dengan tanah, lutut
kaki tidak boleh diangkat tinggi. Bersama dengan langkah pertama lengan
dilenggangkan lurus ke depan dan ke belakang di samping badan, (lengan tangan
90° ke depan dari 30° ke belakang). Jari-jari tangan digenggam dengan tidak
terpaksa, punggung ibu jari menghadap ke atas.
2)
Dari
langkah biasa
Aba-aba : Langkah
tegap – JALAN
Pelaksanaannya :
Aba-aba pelaksanaan
diberikan pada waktu kaki kiri jatuh di tanah, ditambah satu langkah selanjtnya
mulai berjalan seperti tersebut pasa butir 1.
3)
Kembali
ke langkah biasa
Aba-aba : Langkah
biasa – JALAN
Pelaksanaannya :
Aba-aba diberikan
pada waktu kaki kiri jatuh di tanah ditambah satu langkah dan mulai berjalan
dengan langkah biasa, hanya langkah pertama…….
Catatan :
Dalam lsedang berjalan cukup menggunakan aba-aba peringatan : Langkah tegap/langkah biasa-JALAN, pada tiap-tiap perubahan langkah (tanpa kata maju).
Dalam lsedang berjalan cukup menggunakan aba-aba peringatan : Langkah tegap/langkah biasa-JALAN, pada tiap-tiap perubahan langkah (tanpa kata maju).
D.
LANGKAH
PERLAHAN
1)
Untuk
bergabung (mengantar jenazah dalam upacara kemiliteran)
Aba-aba : Langkah
perlahan maju – JALAN
Pelaksanaannya :
a)
Gerakan
dilakukan dengan sikap sempurna
b)
Pada
aba-aba “jalan”, kaki kiri dilangkahkan ke depan, setelah kaki kiri menapak di
tanah segera disusul dengan kaki kanan ditarik ke depan dan ditahan sebentar di
sebelah mata kaki kiri, kemudian dilanjutkan ditatapkan kaki kanan di depan
kaki kiri.
c)
Gerakan
selanjutnya melakukan gerakan-gerakan seperti semula.
Catatan :
·
Dalam
keadaan sedang berjalan, aba-aba adalah “langkah perlahan JALAN” yang diberikan
pada waktu kaki kanan/kiri jatuh di tanah ditambah selangkah dan kemudian mulai
berjalan dengan langkah perlahan.
·
Tapak
kaki pada saat menginjak tanah tidak dihentakkan, tetapi diletakkan rata-rata
untuk lebih khidmat.
2)
Berhenti
dalam langkah perlahan
Aba-aba : Henti –
GERAK
Pelaksanaannya :
E.
LANGKAH
KE SAMPING
Aba-aba : ……..Langkah
ke kanan/kiri – JALAN
Pelaksanaannya :
Pada aba-aba
pelaksanaan kaki kiri/kanan dilanjutkan ke samping kanan/kiri sepanjang 40 cm.
Selanjutnya kaki kiri/kanan dirapatkan pada kaki kiri/kanan.Sikap badan tetap
seperti pada sikap sempurna, sebanyak-banyaknya hanya boleh dilakukan empat
langkah.
F.
LANGKAH
KE BELAKANG
Aba-aba : ……..Langkah
ke belakang – JALAN
Pelaksanaannya :
Pada aba-aba
pelaksanaan, peserta melangkah ke belakang mulai kaki kiri menurut panjangnya
langkah dan sesuai dengan tempo yang telah ditentukan, menurut jumlah langkah
yang diperintahkan. Lengan tidak boleh dilenggangkan dan sikap badan seperti
dalam sikap sempurna. Sebanyka-banyaknya hanya boleh dilakukan empat langkah.
G.
LANGKAH
KE DEPAN
Aba-aba : …….Langkah
ke depan – JALAN
Pelaksanaannya :
Pada aba-aba
pelaksanaan, peserta melangkahkan kaki ke depan mulai dengan kaki kiri menurut
panjangnya langkah dan tempat yang telah ditentukan, menurut jumlah langkah
yang diperintahkan. Gerakan kaki seperti gerakan langkah tegap dan dihentikan
dan sikap seperti sikap sempurna. Sebanyak-banyaknya hanya boleh dilakukan
empat langkah.
H.
LANGKAH
DI WAKTU LARI
1)
Dari
sikap sempurna
Aba-aba : Lari maju –
JALAN
Pelaksanaannya:
Aba-bab peringatan ke
dua tangan dikepalkan dengan lemas dan diletakkan di pinggang sebelah depan
dengan punggung tangan menghadap keluar, ke dua siku sedikit ke belakang, badan
agak dicondongkan ke depan. Pada aba-aba pelaksanaan, dimulai lari dengan
menghentakkan kaki kiri setengah langkah dan selanjutnya menurut panjang
langkah dan tempo yang ditentukan dengan kaki diangkat secukupnya. Telapak kaki
diletakkan dengan ujung telapak kaki terlebih dahulu, lengan dilenggangkan
secara tidak kaku.
2)
Dari
langkah biasa
Aba-aba : Lari –
JALAN
Pelaksanaannya:
Aba-aba peringatan
pelaksanaannya sama dengan ayat 1. Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu
kaki kiri/kanan jatuh ke tanah kemudian ditambah satu langkah, selanjutnya
berlari menurut ketentuan yang ada.
3)
Kembali
ke langkah biasa
Aba-aba : Langkah
biasa – JALAN
Pelaksanaannya :
Aba-aba pelaksanaan
diberikan pada waktu kaki kiri/kanan jatuh ke tanah ditambah tiga langkah,
kemudian berjalan dengan langkah biasa, dimuali dengan kaki kiri dihentakkan;
bersama dengan itu kedua lengan digenggam.
Catatan :
Untuk berhenti dari
keadaan berlari aba-aba seperti langkah biasa henti – GERAK. Aba-aba
pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kanan/kiri jatuh ke tanah ditambah tiga
langkah, selanjutnya kaki dirapatkan kemudian kedua kepal tangan diturunkan
untuk mengambil sikap sempurna.
I.
LANGKAH
MERDEKA
1)
Dari
langkah biasa
Aba-aba : Langkah
merdeka – JALAN
Anggota berjalan
bebas tanpa terikat pada ketentuan panjang, tempo dan ketentuan langkah. Atas
pertimbangan Pimpinan, anggota dapat dijinkan untuk membuat sesuatu yang dalam
keadaan lain terlarang (antara lain berbicara, buak topi, menghapus keringat).
Langkah merdeka biasanya dilakukan untuk menempuh jalan jauh/diluar
kota/lapangan yang tidak rata. Anggota tetap dilarang meninggalkan barisan.
2)
Kembai
ke langkah biasa
Untuk melaksanakan
gerakan ini lebih dahulu harus diberikan ……………….samakn langkah. Setelah langkah
barisan sama, Pemimpin dapat memberikan aba-aba peringatan dan pelaksanaan.
3)
Aba-aba
: Langkah biasa – JALAN
Pelaksanaannya :
Seperti tersebut pada
petunjuk dari langkah tegap ke langkah biasa.
J.
GANTI
LANGKAH
Aba-aba : Ganti
langkah – JALAN
Pelaksanaannya :
Gerakan dapat
dilakukan pada waktu langkah biasa/tegap. Aba-aba pelaksanaan diberikan pada
waktu kaki kanan/kiri di tanah kemudian ditambah satu langkah. Sesudah ujung
kaki kiri/kanan yang sedang di belakang dirapatkan pada badan. Untuk
selanjutnya disesuaikan dengan langkah baru yang disamakan. Kemudian gerakan
ini dilakukan dalam satu hitungan.
Sumber/
Referensi :
1. Pedoman Penyelenggaraan Paskibraka - Depdiknas.
2. Peraturan Baris Berbaris -
Pusdiklat TNI-AD
Tidak ada komentar:
Posting Komentar